Danau Amazon Menjadi Mematikan: Gelombang Panas yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya Membunuh Ribuan Hewan Air

26
YouTube video

Gelombang kematian yang mengerikan melanda danau-danau Amazon. Pada tahun 2023, ketika salah satu kekeringan dan gelombang panas terburuk yang pernah terjadi, suhu air melonjak ke tingkat yang mengkhawatirkan, mengakibatkan kematian massal di antara penghuni ekosistem yang rentan tersebut. Suhu di beberapa daerah mencapai 41 derajat Celcius (105,8 derajat Fahrenheit), suatu perubahan yang mengejutkan dari kondisi danau Amazon pada umumnya.

Pemandangan paling tragis terjadi di Danau Tefé, di mana lebih dari 200 bangkai lumba-lumba sungai terapung di permukaan. Pemandangan yang mengkhawatirkan ini mendorong penyelidikan segera oleh para peneliti di Institut Pembangunan Berkelanjutan Mamirauá di Brasil. Temuan mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Science, memberikan gambaran nyata tentang keruntuhan lingkungan yang dipicu oleh kombinasi berbagai faktor yang membawa bencana.

Tim mengerahkan observasi berbasis satelit dan darat. Mereka mengukur suhu secara langsung di sepuluh danau selama kekeringan tahun 2023 dan menganalisis data satelit historis selama tiga dekade di dua puluh empat danau untuk melacak tren pemanasan. Model komputer juga digunakan untuk mengetahui penyebab pasti di balik gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.

Campuran Faktor Perubahan Iklim yang Merusak

Lima dari sepuluh danau yang dipantau melebihi suhu mematikan sebesar 37 derajat Celcius (98,6 derajat Fahrenheit) bagi kehidupan akuatik. Yang menambah bahaya adalah fluktuasi suhu harian yang mencapai 13 derajat Celcius (23,4 derajat Fahrenheit). Tekanan panas yang ekstrim ini berakibat fatal bagi ikan dan makhluk hidup lainnya yang tidak dapat melarikan diri dari panas yang menyesakkan tersebut.

Danau Tefé menjadi contoh mengerikan dari aksi tragedi ini. Para peneliti menemukan bahwa radiasi matahari yang intens, dikombinasikan dengan kedalaman air yang sangat rendah dan air keruh yang menyerap sinar matahari, bukan memantulkannya, menciptakan jebakan yang tidak bisa dihindari. Kecepatan angin yang rendah menghalangi sirkulasi penting yang mungkin mengurangi panas. Panasnya bahkan mencapai dasar danau, sehingga hewan tidak dapat mencari perlindungan.

Musim panas yang mematikan ini memperburuk tren jangka panjang: danau-danau Amazon mengalami pemanasan pada tingkat yang mengkhawatirkan yaitu 0,6 derajat Celcius per dekade selama tiga puluh tahun terakhir. Peristiwa yang terjadi pada tahun 2023 ini mengungkapkan betapa cepatnya ekosistem penting ini dapat mencapai titik puncaknya dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin intensif.

Peringatan Keras untuk Masa Depan

Penulis studi tersebut memperingatkan bahwa peristiwa bencana ini merupakan gambaran sekilas yang mengerikan tentang masa depan danau-danau Amazon, dan tentu saja, sistem air tawar tropis secara global. Tanpa tindakan segera untuk memitigasi perubahan iklim, gelombang panas mematikan seperti ini kemungkinan besar akan menjadi hal biasa, sehingga menimbulkan ancaman nyata terhadap populasi manusia dan keanekaragaman hayati yang luar biasa yang berada di ekosistem penting ini.

“Tindakan segera diperlukan,” kata tim peneliti. Mereka menekankan pentingnya pemantauan lingkungan berkelanjutan terhadap ekosistem danau yang rentan seperti danau Tefé dan Coari. Pendekatan proaktif ini akan bertindak sebagai sistem peringatan dini terhadap krisis yang disebabkan oleh perubahan iklim di masa depan, sehingga memungkinkan dilakukannya intervensi tepat waktu untuk menjaga warisan alam Amazon yang tak tergantikan.

попередня статтяMenangkap Debu Bintang: Wahana Mars Tiongkok Mengambil Gambar Komet Antarbintang
наступна статтяApakah Kita Masih Bisa Menyelamatkan Amazon?