Kucing Domestik: Kisah Asal yang Ditulis Ulang Melalui Analisis Genetik

17

Penelitian genetika baru-baru ini telah secara dramatis mengubah pemahaman kita tentang bagaimana kucing domestik (Felis catus ) bisa hidup berdampingan dengan manusia. Bertentangan dengan asumsi sebelumnya, kucing tidak didomestikasi sedini mungkin, dan penyebarannya ke seluruh dunia terjadi jauh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya. Studi tersebut mengungkapkan bahwa kucing berasal dari Afrika Utara dan menyebar ke Eropa dan Asia Timur dalam 2000 tahun terakhir, bukan diperkenalkan ke Eropa pada awal 9600 SM.

Perjalanan Kucing Liar Afrika ke Eropa

Sebuah tim yang dipimpin oleh Claudio Ottoni di Universitas Roma Tor Vergata menganalisis lebih dari 225 spesimen kucing purba dari situs arkeologi di seluruh Eropa dan Turki. Dengan memperoleh 70 genom purba, mereka menelusuri kedatangan kucing liar Afrika (Felis lybica lybica ) yang dapat diidentifikasi secara genetik ke Eropa hingga abad kedua Masehi, khususnya di Sardinia, Italia. Sebelumnya, semua sisa-sisa kucing Eropa diidentifikasi sebagai kucing liar Eropa (Felis silvestris ). Ini berarti domestikasi kucing di Eropa merupakan proses yang jauh lebih baru dari perkiraan sebelumnya.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa peradaban Mediterania berperan penting dalam penyebaran kucing liar Afrika, dengan setidaknya dua populasi berbeda yang terlibat. Satu kelompok berkembang biak di Sardinia, menjadi basis genetik bagi kucing liar Sardinia modern, sementara kelompok lainnya akhirnya melahirkan kucing domestik modern. Ottoni mencatat bahwa kemampuan beradaptasi kucing terhadap lingkungan manusia adalah kunci keberhasilannya:

“Pada awal proses domestikasi, kucing mungkin sangat pandai beradaptasi dengan lingkungan manusia… plastisitas ekologisnya membuat mereka sangat sukses.”

Jalur Sutra dan Kucing di Asia Timur

Sementara itu, di Asia Timur, sebuah kisah berbeda namun sama menariknya terjadi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shu-Jin Luo di Universitas Peking meneliti sisa-sisa kucing yang berumur lebih dari 5000 tahun di Tiongkok. Anehnya, kucing paling awal yang berkerabat dekat dengan manusia bukanlah kucing domestik sama sekali, melainkan kucing macan tutul (Prionailurus bengalensis ), kucing liar kecil asli wilayah tersebut. Kucing-kucing ini hidup berdampingan dengan manusia selama lebih dari 3500 tahun, kemungkinan besar tertarik dengan hewan pengerat, tetapi tidak pernah benar-benar dijinakkan.

Kucing domestik sebenarnya baru tiba di Tiongkok sekitar 1300 tahun yang lalu, pada masa Dinasti Tang. Bukti genetik dengan jelas menghubungkan kucing-kucing ini dengan populasi dari Timur Tengah dan Asia Tengah, yang dibawa melalui Jalur Sutra oleh para pedagang. Meski memiliki hubungan komensal yang lama, kucing macan tutul akhirnya gagal dijinakkan dan mundur ke habitat aslinya.

Tanggapan Luo terhadap pertanyaan umum tentang memelihara kucing macan tutul sebagai hewan peliharaan sangatlah blak-blakan:

“Nenek moyang kita mencobanya selama lebih dari 3000 tahun, dan mereka gagal.”

Mengapa Ini Penting

Temuan ini menggarisbawahi bahwa domestikasi tidak selalu merupakan proses yang mudah. Keberhasilan kucing rumahan tidak bisa dihindari; itu bergantung pada garis keturunan genetik tertentu, kondisi lingkungan, dan interaksi manusia. Pengalaman yang berbeda antara kucing liar Afrika dan kucing macan tutul menyoroti bagaimana spesies yang berbeda merespons tekanan domestikasi. Penelitian ini juga menekankan bahwa jadwal domestikasi dapat diubah secara dramatis oleh bukti genetik baru, sehingga menantang asumsi lama tentang hubungan manusia-hewan.

Kesimpulannya, kisah asal usul kucing domestik jauh lebih bernuansa daripada yang dipahami sebelumnya. Analisis genetik mengungkapkan penyebaran yang relatif baru dari Afrika Utara ke Eropa dan Asia Timur, yang dibentuk oleh jalur perdagangan, adaptasi ekologi, dan kegagalan spesies lain untuk berintegrasi sepenuhnya ke dalam masyarakat manusia.