Pada tahun 1995, menghubungkan ke internet adalah sebuah peristiwa. Modem dial-up yang menderu-deru, masa-masa awal Geocities, Yahoo!, dan Netscape – ini adalah ciri-ciri dunia digital yang baru lahir. Di tengah kegembiraan ini muncullah film Hackers, sebuah eksplorasi psikedelik yang dinamis dari budaya cyber yang sedang berkembang. Meskipun awalnya diabaikan, film ini telah menumbuhkan pengikut setia, dan jika ditinjau kembali akan mengungkapkan pengalaman menawan yang tak terduga.
Perayaan Penuh Gaya Budaya Internet Awal
Peretas tidak memenangkan penghargaan apa pun untuk akurasi teknis. Plotnya, yang melibatkan penggunaan telepon umum untuk menyusup ke superkomputer yang kuat, terasa agak khayalan menurut standar saat ini. Namun, kekuatan film ini terletak pada hal lain. Ini adalah gambaran penuh gaya dan energik dari momen tertentu – hari-hari awal internet yang penuh optimisme.
Apa yang Membuatnya Bertahan?
Daya tarik film ini tidak berakar pada realismenya, melainkan pada energinya. Beberapa elemen kunci berkontribusi terhadap daya tarik abadi ini:
- Soundtrack Pembunuh: Peretas digerakkan oleh soundtrack techno yang menggembirakan yang dengan sempurna menangkap suasana era tersebut.
- Pemeran yang Menawan: Pemeran ansambelnya sangat bergaya, dan Matthew Lillard memberikan penampilan yang sangat heboh dan menghibur.
- Estetika yang Mencolok Secara Visual: Film ini menggunakan palet warna trippy yang khas dan rangkaian visual yang dinamis sehingga memanjakan mata.
- Dialog yang Berkesan: Peretas diisi dengan kalimat-kalimat yang sangat mudah dikutip yang telah tertanam dalam budaya internet dan teknologi.
Refleksi Era yang Berbeda
Di luar estetika, Peretas juga menceritakan kisah yang penuh harapan. Ini menggambarkan dunia dimana para penggiat dan penggemar teknologi bekerja sama, sangat kontras dengan lanskap online saat ini yang sering kali ditandai oleh disinformasi dan algoritma yang kompleks. Narasi film ini berkisar pada sekelompok peretas jahat yang menggunakan keahlian mereka untuk mengungkap keserakahan perusahaan dan memperjuangkan hal yang benar. Optimisme ini terasa semakin relevan saat kita menghadapi kompleksitas dan tantangan internet saat ini. Film ini menawarkan sekilas masa ketika internet terasa seperti sebuah batas kemungkinan dibandingkan medan pertempuran untuk mendapatkan informasi.
Di dunia yang penuh dengan narasi kompleks dan kegelisahan distopia, Peretas berfungsi sebagai pengingat indah akan visi awal internet yang lebih sederhana dan penuh harapan.
Pada akhirnya, Peretas bukan sekadar film; ini adalah kapsul waktu—sebuah syair yang hidup dan menyenangkan untuk tahun 1990-an dan pengingat yang menyentuh tentang masa ketika dunia digital terasa penuh harapan. Menontonnya hari ini menawarkan gambaran menarik kembali ke awal era internet.






















































