Lebah Menguraikan ‘Kode Morse’ – Kemampuan Ketepatan Waktu yang Luar Biasa dari Otak Kecil

40
YouTube video

Sebuah studi inovatif yang dilakukan oleh para peneliti di Queen Mary University of London mengungkapkan bahwa lebah memiliki bakat tak terduga: mereka dapat membedakan kilatan cahaya pendek dan panjang, dan pada dasarnya membaca bentuk sederhana dari “kode Morse”. Penemuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters, mendobrak batas-batas apa yang kita pikir dapat dipahami oleh serangga.

Secara tradisional, kemampuan untuk membedakan antara isyarat temporal ini – “titik” (kilat pendek) dan “garis putus-putus” (kilat panjang) – hanya diamati pada vertebrata tingkat tinggi seperti manusia, kera, dan merpati. Namun penelitian baru ini menunjukkan bahwa lebah (Bombus terrestris ) juga dapat belajar dan merespons durasi rangsangan visual yang berbeda ini.

Untuk mendemonstrasikan hal ini, para peneliti membangun sebuah labirin khusus di mana masing-masing lebah dilatih untuk menemukan hadiah gula di salah satu dari dua lingkaran yang berkedip. Satu lingkaran berkedip dalam jangka waktu singkat (“titik”), menandakan gula, sementara lingkaran lainnya berkedip dalam waktu lebih lama (“tanda hubung”), menandakan zat pahit yang dihindari lebah. Yang penting, posisi lampu berkedip ini bergeser di dalam setiap ruang labirin, sehingga menghilangkan ketergantungan pada isyarat spasial. Hal ini memastikan bahwa lebah benar-benar belajar membedakan hanya berdasarkan durasi kilatan cahaya.

Yang mengherankan, setelah dilatih, lebah-lebah tersebut secara konsisten menavigasi ke kilatan cahaya yang terkait dengan gula, bahkan ketika tidak ada imbalan. Mereka menunjukkan kemampuan untuk mengkodekan dan memproses jangka waktu, suatu prestasi kognitif kompleks yang sebelumnya tidak dapat dikaitkan dengan serangga.

“Sungguh menggetarkan melihat mereka melakukannya,” kata Dr. Alex Davidson, penulis utama studi tersebut. “Karena lebah tidak menemukan kilatan cahaya di lingkungan alaminya, keberhasilan mereka dalam tugas ini sungguh luar biasa.”

Penemuan ini menimbulkan beberapa pertanyaan. Mungkinkah kemampuan ketepatan waktu ini merupakan fungsi yang diubah dari perilaku lebah lain yang sudah ada, seperti melacak pergerakan atau komunikasi? Atau apakah ini mewakili aspek mendasar dari pemrosesan saraf yang umum terjadi pada sistem saraf paling sederhana sekalipun? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang ingin dieksplorasi lebih lanjut oleh para peneliti.

Otak kecil lebah – masing-masing berukuran kurang dari satu milimeter kubik – menawarkan peluang unik untuk mempelajari mekanisme ketepatan waktu yang rumit ini. Dengan menganalisis bagaimana “otak mini” ini memproses durasi, para ilmuwan berpotensi membuka wawasan tentang evolusi dan sirkuit saraf yang mendasari persepsi waktu di berbagai spesies.

“Banyak perilaku kompleks, seperti navigasi dan komunikasi, bergantung pada pemrosesan waktu,” jelas Dr. Elisabetta Versace, supervisor Davidson. Membandingkan kemampuan-kemampuan ini pada berbagai spesies – mulai dari serangga hingga mamalia – akan memberikan petunjuk penting tentang bagaimana keterampilan kognitif penting ini berevolusi. Kemahiran lebah dalam memecahkan kode durasi dengan sumber daya saraf yang terbatas menyoroti kekuatan dan efisiensi luar biasa bahkan dari sistem saraf yang paling sederhana sekalipun.

Studi ini menawarkan gambaran sekilas yang menarik tentang dunia kognisi serangga yang canggih dan tersembunyi, menunjukkan bahwa kemampuan untuk memahami waktu mungkin lebih luas daripada yang dibayangkan sebelumnya.

попередня статтяMerach NovaRow R50: Mesin Dayung Ramah Anggaran yang Dapat Ditahan Sendiri
наступна статтяMatahari Melepaskan Badai Geomagnetik yang Spektakuler: Cahaya Utara Menari di Seluruh Amerika Utara